Berbicara
skripsi maka kita akan berbicara gelar sarjana. Betapa banyak skripsi yang
telah dibuat oleh mahasiswa yang telah lulus. Namun, apakah jumlah skripsi yang
banyak tersebut sejalan dengan banyaknya solusi dalam pembelajaran guna
meningkatkan kualitas pendidikan. Seakan skripsi hanyalah skripsi tanpa ada
penerapannya di lapangan, sebagai upaya peningkatan kualitas pembelajaran di
sekolah.
Tengoklah
skripsi yang ada di kampus-kampus terlebih yang berlatar belakang pendidikan.
Tumpukan skripsi yang jumlahnya tak terhitung, begitu banyak. Deretan nama
sarjana yang sudah lama atau masih baru lulus terlihat jelas disertai dengan
judul skripsi ada yang sangat panjang, ada pula yang biasa-biasa, ada yang
tebal ada pula yang biasa-biasa, tergantung pada kedalaman materi yang dikajinya
dalam penelitian.
Begitu
pula yang penulis lakukan sore beberapa hari kemarin, melihat deretan skripsi,
terlihat judul dengan menuliskan pengaruh metode A terhadap pembelajaran B,
atau pengggunaan metode X terhadap peningkatan pembelajaran Z, begitu pula yang
lainnya, sungguh banyak. Ketika dibaca, setiap skripsi hampir mengatakan,
metode yang digunakan oleh guru-guru sekarang terlihat itu-itu saja, jika tidak
ceramah maka yang dilakukannya adalah latihan, begitu dan terus begitu.
Mahasiswa bak malaikat yang akan meningkatkan kualitas pendidikan negeri ini.
Hal
tersebut tidak salah, bahkan menunjukan hal yang positif, karena mahasiswa ikut
serta mengupayakan agar pendidikan di negara kita lebih baik. Namun apa jadinya
jika skripsi hanya skripsi, metode hanya metode, sistem hanya sistem yang
tertulis di judul skripsi begitu saja, tanpa ada proses panjang guna
menindaklanjutinya.
Pembelajaran
merupakan proses panjang yang membutuhkan waktu lama, dana, konsentrasi,
kesabaran guna tercapai apa yang menjadi cita-cita bangsa, bukan suatu proses
yang simsalabim layaknya jin. Bahkan Rosululloh bersabda dalam sebuah hadisnya
yang mengatakan proses pembelajaran membutuhkan kecerdasan, rasa semangat
tinggi, kesabaran dalam menyikapi rintangan dan halangan, dana untuk
pendidikan, menghormati guru atau
pengajar serta membutuhkan waktu yang lama.
Jadikan skripsi sebagai
solusi pemecahan masalah dalam pembelajaran, bukan hanya istilah “yang penting
asal lulus, asal di ACC, asal mendapatkan nilai tinggi”. Negeri ini tidak hanya
membutuhkan nilai dari manusia namun membutuhkan peningkatan kualitas
pendidikan ke arah yang lebih baik. Aamiin!
Penulis :
Mahasiswa Diksatrasia FKIP
Universitas Galuh Ciamis