Dalam kehidupan di dunia ini tentu kita
selaku makhluknya Allah SWT selalu menemui dua hal, pertama hal yang disukai,
dan kedua hal yang tidak disukai. Kedua hal tersebut silih berganti,
sebagaimana berputarnya waktu. Kebahagiaan yang merupakan hal yang disukaipun
berlalu begitu saja, kesedihanpun yang merupakan hal yang tidak disukai berlalu
begitu saja, sejalannya waktu.
Dari
pernyataan di paragraf pertama kita dapat menyimpulkan, bahwa pada hakekatnya
hidup ini tak kekal, tak abadi dalam artian hanya mampir beberapa kejap mata.
Silih bergantinya kebahagian dengan kesedihan dalam kehidupan serta bergantinya
malam oleh siang, itu semua merupakan bukti nyata mengenai kehidupan di dunia
ini bersifat sementara.
Sebagai
umat muslim yang merupakan umat yang palih hebat di dunia ini, Suritauladan
kita Nabi Muhamad SAW sudah memberikan uswah bagi umatnya. Bagaimana uswah yang
dicontohkan Rasul? Rosul mengatakan jika engkau mendapatkan kebahagiaan, maka
bersyukurlah dan jika mendapatkan kesedihan atau suatu hal yang tidak disukai
maka bersabarlah. Dengan demikian dikala bahagia syukur menjadi amal kebajikan
dan di sisi lain sabar menjadi amal kebajikan pula. Sebab bagi umat
islam/muslim kehidupan ini adalah ladang amal/pahala, setiap kerdipan mata,
disanalah terhampar luas samudra pahala yang tiada batas.
Pernyataan
syukur dan sabar sebenarnya secara lisanpun dapat terlihat bahwa orang tersebut
islam/mukmin atau bukan. Di kala mendapatkan kebahagiaan maka mengucapkan
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, dan di kala susah atau mendapatkan
kesedihan hal yang tidak disukai maka mengucapkan kalimat Innalillahi
wainnailaihi rajiun. Begitulah hebatnya mukmin, dikala diuji oleh kebahagiaan
maka bersyukur dengan mengucapkan hamdalah
dan dikala ditimpa musibah mengucapkan Innalilahi,
sebagai tanda kepasrahan kepada Allah dan pernyataan bahwa Allah lah yang mampu
memberika kekuatan untuk kita selaku manusia mampu menghadapi masalah tersebut.
Jangan
pernah menyia-nyiakan kehidupan yang sebatas angan-angan ini. Ada kehidupan
yang maha Kekal, kelak di akhirat, memang benar semua manusia mukmin akan masuk
surga, namun adanya proses pensucian terlebih dahulu di dalam neraka. Yang
menjadi pertanyaan. Berapa lama kita umat mukmin yang dalam kehidupan ini
melakukan salah dibersihkan di dalam neraka, dan di neraka manakah kita akan
dibersihkannya. Selagi hidup masih panjang dan perjalanan hidup kitapun masih
panjang dan lama. Mari bangkit untuk membuat gebrakan hebat, sebagai suatu
pernyataan bahwa kita pernah hidup di permukaan bumi ini. InsyaAllah hidup akan
menjadi lebih berkah dan bermakna.
Salam Perjuangan!!!
Semangat selalu semangat!!!
BalasHapus