Jumat, 20 Juli 2012

Keutamaan Bulan Suci Ramadhan

Bulan Ramadhan 1433 H telah tiba. Dalam bulan yang selalu diliputi keberkahan oleh Allah ini, seluruh umat muslim di seluruh dunia akan menjalankan ibadah shaum selama 30 hari penuh.
Rasulullah sendiri memberikan petunjuk shaum Ramadhan sebagai petunjuk yang paling sempurna. Adapun keutamaan bulan Ramadhan menurut beberapa hadist rasul, adalah sebagai berikut:
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu: Adalah Rasulullah SAW memberi kabar gembira kepada para sahabatnya dengan bersabda, “Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang diberkahi. Allah mewajibkan kepadamu puasa di dalamnya; pada bulan ini pintu-pintu Surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan para setan diikat; juga terdapat pada bulan ini malam yang lebih baik dari pada seribu bulan, barang siapa tidak memperoleh kebaikannya maka dia tidak memperoleh apa-apa.” (HR. Ahmad dan An-Nasa’i)
Dari Abu Hurairoh RA, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda? “umatku diberikan 5 perkara pada bulan Ramadhan, yang belum pernah diberikan kepada umat sebelumnya? baunya mulut orang shaum lebih baik di sisi Allah daripada harumnya minyak (wangi), para malaikat meminta ampunan untuk mereka (orang yang shaum) sampai mereka buka, Allah Azza wa jalla menghias setiap hari (orang yang shaum) surganya kemudian Dia berkata, ‘hampir saja hambaku yang sholeh terpeleset kepada maunah dan al-adza’,  setan-setan dibelenggu maka mereka tidak rela kepada (orang-orang shaum yang ikhlas) sehingga mereka rela (kepada orang shaum yang tidak ikhlash), dan diampuni bagi mereka (orang yang shaum) sampai akhir malam.” (rasul) ditanya, “wahai Rasulullah SAW apakah malam itu malam qadar?” Beliau menjawab? “Bukan, akan tetapi orang yang beramal, hanya saja dia akan dibalas pahalanya apabila telah selesai (tuntas) amalnya.”
Adapun keutamaan shaum, diriwayatkan oleh hadist rasul berikut:
Dari Abu Hurairoh ra, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Allah SWT berfirman, “Setiap amal yang dilakukan anak Adam adalah untuknya, dan satu kebaikan dibalas sepuluh kali lipatnya bahkan sampai tujuh ratus kali lipat.” Allah Ta’ala berfirman, “Kecuali puasa, itu untuk-Ku dan Aku yang langsung membalasnya. la telah meninggalkan syahwat, makan dan minumnya karena-Ku.” Orang yang berpuasa mendapatkan dua kesenangan, yaitu: kesenangan ketika berbuka puasa dan kesenangan ketika berjumpa dengan Tuhannya. Sungguh, bau mulut orang berpuasa lebih harum daripada aroma kesturi.” (HR. Bukhari)
Shaum sendiri menurut bahasa adalah menahan. Sedangkan dalam kitab At Ta’rifat, definisi shaum adalah menahan yang ditentukan, yaitu: menahan makan, minum, dan untuk suami istri, menahan bersenggama dari subuh sampai maghrib, dengan diserta niat karena Allah.
Dalam kitab Hadyu Rasul ringkasan kitab Zadul Ma’ad yang disusun oleh Muhammad Abu Zaid, petunjuk shaum Rasulullah pada bulan Ramadhan adalah sebagai berikut:
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menyegerakan berbuka dan menganjurkan demikian sebelum menunaikan shalat. Beliau menghimbau agar berbuka dengan kurma. Jika tidak mendapatkannya, maka dengan air. Disunahkan pula apabila berbuka membaca do’a: Ya Allah untukmu aku telah saum dan atas rizkimulah aku buka (HR. Abudawud). Atau, membaca doa: Dahaga telah hilang, urat-urat leher telah kendur dan pahala telah tetap jika Allah mengijinkan (HR. Abu Dawud)
Jika beliau melakukan perjalanan di bulan Ramadhan, terkadang beliau meneruskan shaumnya dan terkadang pula berbuka. Beliau juga membiarkan para sahabatnya memilih antara berbuka atau shaum ketika dalam perjalanan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mendapatkan fajar dalam keadaan junub sehabis menggauli isterinya. Maka beliau segera mandi setelah terbit fajar dan tetap malaksanakan shaum.
Beliau memberi petunjuk bagi orang yang makan atau minum karena lupa, dan bahwasanya Allah yang memberinya makan dan minum. Dengan demikian, tidak membatalkan ibadah shaumnya dan tidak pula meng-qodlo-nya. Beliau juga melakukan istinsyaq (menghirup air ke dalam hidung) serta berkumur dalam keadaan shaum. Tetapi beliau melarang orang berpuasa melakukan istinsyaq secara berlebihan. Beliau memperbanyak kebaikan, kebajikan, membaca Alquran, serta (peningkatan amalan) yang tidak beliau lakukan pada bulan-bulan lain.
Nabi’shallallahu ‘alaihi wasallam melarang orang yang berpuasa dari ucapan keji dan caci-maki. Sebaliknya, beliau memerintahkan agar mengatakan kepada orang yang mencacinya, “Sesungguhnya aku sedang puasa.”
Selain amalan shaum wajib, ada juga ibadah yang utama di bulan Ramadhan, yaitu:
Shalat Tarawekh
    Kepada ‘Aisyah RA, “Bagaimana Shalat Rasulullah pada bulan Ramadhan?” Dia (Aisyah) menjawab, “Tidaklah ia menambahkan pada bulan Ramadhan dan bulan yang lainnya atas 11 raka’at. Beliau shalat 4 raka’at, maka jangan ditanyakan tentang bagusnya dan panjangnya. Kemudian beliau shalat 4 raka’at, maka jangan ditanyakan tentang bagusnya dan panjangya. Kemudian beliau shalat 3 raka’at, maka aku (aisyah) bertanya, ‘Wahai Rasulullah kamu tidur sebelum witir?’ Beliau menjawab, ‘Kedua mataku tidur, dan hatiku tidak tidur.’” (HR. Al-Bukhari)
    Sepuluh Hari Akhir Bulan Ramadhan
        Menghidupkan Malam
        Dalam Shahihain disebutkan, dari Aisyah radhiallahu ‘anha, ia berkata, “Bila masuk sepuluh (hari terakhir bulan Ramadhan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengencangkan kainnya, menjauhkan diri dari menggauli istrinya), menghidupkan malamnya dan membangunkan Keluarganya.” Demikian menurut lafazh Al-Bukhari.
        Mengakhirkan Berbuka hingga waktu sahur
        Dalam hadits marfu’ dari Abu Sa’id radhiallahu ‘anhu, ia berkata, “Janganlah kalian menyambung (puasa). Jika salah seorang dari kamu ingin menyambung (puasanya), maka hendaknya ia menyambung hingga waktu sahur (saja). ” Mereka bertanya, “Sesungguhnya engkau menyambungnya wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya aku tidak seperti kalian. Sesungguhnya pada malam hari ada yang memberiku makan dan minum.” (HR. Al-Bukhari)
        I’tikaf
        Dalam Shahihain disebutkan, dari Aisyah radhiallahu ‘anha, “Bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir dari Ramadhan, sehingga Allah mewafatkan beliau.”
Selama bulan Ramadhan, ada beberapa 3 hal pokok yang harus diperhatikan. Pertama, sebagian orang apabila datang bulan Ramadhan, mereka bertaubat, mendirikan shalat, dan melaksanakan badah puasa. Namun, jika Ramadhan lewat, mereka kembali meninggalkan shalat dan melakukan perbuatan maksiat.
Mereka inilah seburuk-buruk manusia, karena mereka tidak mengenal Allah kecuali di bulan Ramadhan saja. Tidakkah mereka tahu bahwa pemilik bulan-bulan itu adalah Satu? Berbagai bentuk kemaksiatan adalah haram di setiap waktu dan Allah Maha Mengetahui setiap gerak-gerik mereka di mana saja dan kapan saja.
Maka sebaiknya mereka cepat-cepat bertaubat nashuha, yakni dengan meninggalkan berbagai bentuk kemaksiatan, menyesalinya, dan bertekad untuk tidak mengulanginya di masa mendatang. Sehingga taubatnya diterima Allah dan diampuni segala dosanya Hal kedua, jika diperhatikan, banyak manusia yang menghabiskan siang hari di bulan Ramadhan hanya untuk tidur mendengkur, sementara malamnya mereka habiskan untuk mengobrol dan bermain-main. Sehingga mereka tidak merasakan shaum sedikit pun, bahkan tidak sedikit yang meninggalkan shalat berjamaah. Untuk orang-orang seperti ini, semoga Allah menunjukinya. Ketiga, sebagian orang malah asyik bergadang sepanjang malam. Hal tersebut hanya membawa dampak negatif, baik berupa obrolan kosong, permainan yang tidak ada manfaatnya, maupun keluyuran di jalanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar