Dalam kehidupan ini, tentunya tidak akan
terlepas dari kesenangan dan kesedihan, yang memang semua itu silih berganti.
Itulah salah satu ciri kehidupan di dunia ini yang bersifat sementara dan
memang paramorgana. Makna kesenangan dan kesedihan dapat dimaknai oleh sebagian
orang sebagai dari kasih sayang Allah SWT, namun bagi yang tidak dapat
memaknainya, sungguh merugi sekali.
Ketika
seseorang dihadapkan dengan kata kesenangan, keindahan dan nikamat, itu hanya
semu. Nikmat dapat dirasakan karena sebentar dan sedikit, namun ketika apa yang
disenangi atau yang dianggap nikmat berjumlah banyak dan dalam waktu yang
sebentar, hal itu bersifat lumrah, bahkan tak terasa nikmatnya.
Bila
kita tilik kehidupan ini, layaknya pantai yang kadang surut, kadang pasang.
Saat pasang itu sama dengan saat kita mendapatkan kesenangan dan kenikmatan,
namun ketika surut maka hal itu bisa diibaratkan dengan keadaan yang
menyedihkan dan tidak nikmat. Allah SWT menurunkan ujian, baik itu kesenangan
maupun kesengsaraan, hal tersebut bukan tanpa maksud, akan tetapi guna
mengukukur kadar keimanan dan ketakwaan serta yang tak kalah pentingnya kadar
syukur saat menerima kenikmatan atau kesenangan.
Berkaca
dari pernyataan tersebut maka dapat dikatakan bahwa kita selaku manusia dapat
merasakan kesenangan atau kenikmatan setelah dihadapkan dengan ketidaksenangan
bahkan kesengsaraan. Percaya atau tidak namun kenyataan seperti itu sering kita
temui dalam kehidupan.
Sebenarnya
jika kita mengerti akan kehidupan, terlebih kaum muslim, maka akan menganggap
segala yang terjadi dalam kehidupan patut pahami. Saat pasang, yakni keadaan
tenang. ekonomi ada, tak banyak masalah maka hal itu patut disyukuri, namun
saat dihadapkan dengan ketidaksenangan, kewajiban kita selaku muslim, umumnya
semua orang patut bersabar. Bersyukur dan bersabar sama, yakni kelapangan dada
dalam menerima apapun yang Allah SWT berikan.
Sudah
sejauh mana kita bersyukur dan bersabar selama ini. Apakah hanya saat diberi kebahagiaan kita mengucapkan
syukur dengan kata Alhamdulillah, atau sudah mampu mengucapkan Innalillahi,
saat menghadapi ketidaksenangan.
Manapun
yang kita hadapi semuanya patut disyukuri karena hal itu bagian dari karunia
Allah SWT. Surga bukan diperuntukan bagi orang kaya saja, dan nerakapun bukan
hanya disediakan bagi mereka yang miskin. Miskin kaya adalah anugrah yang
paptut dijalani dalam kehidupan.
Penulis :
Yandi Hidayatulloh
Pemimpin Redaksi Tabloid Linguistika
Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FKIP Universitas
Galuh Ciamis
Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar