Minggu, 01 Juli 2012

Makna Kesenangan


Dalam kehidupan ini, tentunya tidak akan terlepas dari kesenangan dan kesedihan, yang memang semua itu silih berganti. Itulah salah satu ciri kehidupan di dunia ini yang bersifat sementara dan memang paramorgana. Makna kesenangan dan kesedihan dapat dimaknai oleh sebagian orang sebagai dari kasih sayang Allah SWT, namun bagi yang tidak dapat memaknainya, sungguh merugi sekali.
            Ketika seseorang dihadapkan dengan kata kesenangan, keindahan dan nikamat, itu hanya semu. Nikmat dapat dirasakan karena sebentar dan sedikit, namun ketika apa yang disenangi atau yang dianggap nikmat berjumlah banyak dan dalam waktu yang sebentar, hal itu bersifat lumrah, bahkan tak terasa nikmatnya.
            Bila kita tilik kehidupan ini, layaknya pantai yang kadang surut, kadang pasang. Saat pasang itu sama dengan saat kita mendapatkan kesenangan dan kenikmatan, namun ketika surut maka hal itu bisa diibaratkan dengan keadaan yang menyedihkan dan tidak nikmat. Allah SWT menurunkan ujian, baik itu kesenangan maupun kesengsaraan, hal tersebut bukan tanpa maksud, akan tetapi guna mengukukur kadar keimanan dan ketakwaan serta yang tak kalah pentingnya kadar syukur saat menerima kenikmatan atau kesenangan.
            Berkaca dari pernyataan tersebut maka dapat dikatakan bahwa kita selaku manusia dapat merasakan kesenangan atau kenikmatan setelah dihadapkan dengan ketidaksenangan bahkan kesengsaraan. Percaya atau tidak namun kenyataan seperti itu sering kita temui dalam kehidupan.
            Sebenarnya jika kita mengerti akan kehidupan, terlebih kaum muslim, maka akan menganggap segala yang terjadi dalam kehidupan patut pahami. Saat pasang, yakni keadaan tenang. ekonomi ada, tak banyak masalah maka hal itu patut disyukuri, namun saat dihadapkan dengan ketidaksenangan, kewajiban kita selaku muslim, umumnya semua orang patut bersabar. Bersyukur dan bersabar sama, yakni kelapangan dada dalam menerima apapun yang Allah SWT berikan.
            Sudah sejauh mana kita bersyukur dan bersabar selama ini.  Apakah hanya saat diberi kebahagiaan kita mengucapkan syukur dengan kata Alhamdulillah, atau sudah mampu mengucapkan Innalillahi, saat menghadapi ketidaksenangan.
            Manapun yang kita hadapi semuanya patut disyukuri karena hal itu bagian dari karunia Allah SWT. Surga bukan diperuntukan bagi orang kaya saja, dan nerakapun bukan hanya disediakan bagi mereka yang miskin. Miskin kaya adalah anugrah yang paptut dijalani dalam kehidupan.

Penulis :
Yandi Hidayatulloh
Pemimpin Redaksi Tabloid Linguistika
Mahasiswa 
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FKIP Universitas Galuh Ciamis 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar