Selasa, 24 Juli 2012

Ibadah Puasa, Media Pendidikan


Yandi Hidayatulloh

            Bulan suci Ramadhan telah tiba dan sedang kita jalani. Tak terasa sudah sampai dibulan yang penuh dengan magfirah dan ampunan, dimana ibadah sunah pahalanya seakan pahala wajib dan ibadah wajib pahalanya  berlipat ganda. Hal seperti ini tidak akan ditemui di bulan-bulan lainnya. Maka dari itu satu hal yang perlu sekali kita perhatikan, jangan sampai bulan suci Ramadhan sekarang berlalu begitu saja, tanpa ada makna yang terasa dalam menjalaninya.
            Ibadah puasa bukan mengajari seseorang untuk menahan makan dan minum saja, namun dalam ibadah puasa kejujuran, kesabaran, sangat diperlukan sekali. Betapa tidak, ibadah puasa merupakan ibadah yang hanya diketahui oleh orang yang berpuasa itu sendiri dan Allah Yang Maha Kuasa.
            Puasa dapat dijadikan sebagai media pendidikan, terlepas pendidikan keluarga, lingkungan maupun pendidikan formal, sekolah. JIka kita mendapati puasa sebagai media pendidikan di keluarga, seorang anak yang sedang berlatih atau belajar berpuasa. Memang tak perlu 100 % anak tersebut sampai ke waktu buka (magrib), nemun perlu latihan yang terus-menerus, katakanlah bulan puasa tahun sekarang sampai pukul 12.00, kemudian tahun depan sampai pukul 15.00, dan tahun berikutnya, dengan beranjaknya usia serta kekuatan dalam berpuasa, maka akan bertambah pula kemampuan sang anak dalam menjalankannya.
            Di lingkungan sekitar, puasa mengajari seseorang untuk merasakan kehidupan orang lain, terutama mereka yang dalam keadaan miskin. Dengan ibadah puasa akan menjembatani rasa persaudaraan kita umat muslim dengan mereka yang tak mampu dalam hal ekonomi. Memang sangat miris sekali dilingkungan kita,ada orang kaya yang membeli mobil, bagaikan membeli tempe. Dan begitu sebaliknya jika orang miskin membeli tempe bagaikan membeli mobil. Sungguh ironis sekali keadaan hidup zaman sekarang ini. Semoga dengan menjalankan ibadah puasa dapat mendidik masyarakat untuk peduli terhadap sesama.
            Di lingkungan sekolah atau formal, ibadah puasa mengajari rasa kesabaran dan kejujuran tinggi. Sering orang bilang, mereka yang bersekolah atau kuliah, adalah mereka insan akademik yang nantinya menjadi figur di masyarakat. Walaupun sampai sekarang tidak menjamin semakin tinggi sekolah semakin tinggi nilai moral seseorang. Namun diupayakan mereka yang mengenyam pendidikan tinggi menjadi contoh. Ini dapat diambil dari pendidikan selama menjalankan ibadah puasa. Anak-anak tentu kadar kesabaran dalam menahan lapar dan hausnya berbeda dengan mereka yang sudah dewasa. Jika anak-anak baru sebatas menahan lapar dan haus, maka bagi mereka yang sudah dewasa terlebih tokoh agama, yang secara keilmuan lebih tinggi, tentu tidak hanya menahan lapar dan haus saja, melainkan menahan hawa nafsu. Semoga bulan suci Ramadhan sekarang ini, menjadi media pendidikan yang baik, guna setelah berakhirnya bulan ramadhan, kita menjadi lebih baik. Semoga!!
Penulis :
Pemred Tabloid Linguistika 2012/2013
Diksatrasia FKIP Universitas Galuh Ciamis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar